Berita Peternakan - PT Widodo Makmur Unggas Tbk menargetkan kenaikan produksi hingga 10 kali lipat atau setara dengan 12.000 ekor ayam per jam.
SariAgri - Emiten peternakan ayam terintegrasi yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada awal Februari ini, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU), menargetkan kenaikan produksi hingga 10 kali lipat atau setara dengan 12.000 ekor ayam per jam. Ini dilakukan setelah perusahaan mengoperasikan Rumah Potong Ayam (RPA) yang pembangunannya menelan dana hingga Rp600 miliar.
Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas'adi, mengatakan RPA baru ini akan memproduksi ayam 10 kali lipat lebih banyak daripada RPA terdahulu. “RPA baru di Wonogiri diproyeksikan mampu memotong 50,4 juta ekor per tahunnya,” kata Ali kepada media, Selasa (23/2).
Sebelumnya, RPA yang berada di Jambakan Jawa Tengah memiliki kapasitas produksi 1.500 ekor ayam per jam atau setara 6.500 ton ayam per tahun.
Ali mengatakan, strategi usaha perseroan pada segmen RPA didukung oleh kinerja karkas yang menjadi sumber tertinggi dari laba perusahaan.
Per 30 Juni 2020 lalu (audited), produk carcass atau karkas menjadi produk dengan penjualan tertinggi Perseroan, dengan total penjualan sekitar Rp446 miliar atau sekitar 87,7 persen dari seluruh total penjualan Perseroan, yaitu sekitar Rp508 miliar. Per 30 Juni 2020, Perseroan mampu memproduksi Karkas hingga 16.000 ton.
"Beroperasinya RPA baru ini siap dorong total produksi RPA WMU hingga 110.740 ton di tahun 2021," jelas Ali.
Dengan beroperasinya RPA baru, WMU optimis bisa terus torehkan kinerja yang positif di tahun 2021 sebagaimana perusahaan berhasil mempertahankan kinerja positif di tahun 2020.
Pada Desember 2020 lalu, perusahaan berhasil catatkan pendapatan Rp1,1 triliun (unaudited) atau meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar Rp576,72 miliar.
Dalam upaya mencapai target produksi, Widodo Makmur menggunakan sistem GMP dan peralatan pemotongan tercanggih, sehingga proses pemotongan ayam berjalan dengan lancar, produktif, efisien dan terjamin higienitasnya sehingga kualitas karkas yang sampai ke tangan konsumen tetap terjaga.
“Perusahaan optimis pemfokusan bisnis di sektor RPA memiliki prospek yang baik didorong oleh belum terpenuhinya permintaan pelanggan atau offtaker yang sampai dengan saat ini masih belum sepenuhnya terealisasi,” jelas Ali.
RPA Widodo Makmur Unggas sendiri memproduksi setidaknya 7 jenis hasil olahan, diantaranya Karkas (Carcass), Potongan (Parting), Daging Ayam tanpa Tulang (Boneless), Daging Giling/Bubur Daging Ayam (Mechanically Deboned Meat) , Kulit (Skin) dan Produk Samping (Ceker, Kepala, Ati Ampela, Usus, dan Bulu Ayam).
Sejauh ini, beberapa fasilitas telah dibangun seperti fasilitas Breeding PS Farm Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, fasilitas layer commercial farm di Klaten, fasilitas hatchery di Sukabumi, fasilitas broiler commercial farm di Wonogiri, fasilitas slaughterhouse di Cianjur, dan fasilitas feedmill di Ngawi.
Guna melancarkan rencana ekspansinya tersebut, Widodo Makmur Unggas bakal mengalokasikan dana investasi sebesar Rp1,5 triliun pada tahun ini. Jumlah belanja modal tersebut turun dari alokasi awal sebesar Rp1,9 triliun. Walaupun turun dari angka sebelumnya, namun manajemen WMU optimistis untuk tetap mencapai kinerja yang positif pada tahun ini.
Salah satu sumber belanja modal tersebut diperoleh dari IPO. Perusahaan peternakan ayam ini telah menawarkan sebanyak 1,94 miliar saham dengan harga Rp180 per saham. Dari aksi ini Widodo Makmur Unggas meraup dana segar sebesar Rp349,41 miliar.