Berita Pertanian: Pemerintah China memberi penekanan lebih besar terhadap ketahanan pangan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
SariAgri - Pemerintah China akan memberikan tekanan lebih besar pada kepentingan kawasan untuk meningkatkan hasil panen biji-bijian dan dukungannya kepada industri benih domestik di saat negara itu memperkuat fokusnya terhadap ketahanan pangan setelah pandemi Covid-19
Demikian isi sebuah dokumen kebijakan utama Pemerintah China yang dipublikasikan oleh sejumlah media pada Selasa (23/2).
Cetak biru kebijakan pedesaan tahunan, yang dikenal sebagai “Dokumen Nomor 1”, menempatkan penekanan lebih besar terhadap ketahanan pangan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan menyerukan semua provinsi untuk meningkatkan hasil panen biji-bijian selama periode 2021-2025.
Beijing, yang telah lama memprioritaskan ketahanan pangan bagi 1,4 miliar orang penduduknya, telah memperkuat fokusnya terhadap masalah pangan sejak pandemi memukul keras negara-negara pengekspor pangan pada tahun lalu dan menimbulkan kekhawatiran terhadap kestabilan pasokan pangan.
“Ketidakpastian dan ketidakstabilan situasi eksternal telah meningkat secara signifikan. Terhadap ketersediaan biji-bijian, kita tidak bisa menganggap enteng barang sejenak,” kata Menteri Pertanian Tang Renjian dalam jumpa pers, Senin (22/2), seraya menyatakan bahwa populasi China masih meningkat.
Dokumen yang dipublikasikan oleh kabinet China, Dewan Negara, mencatat bahwa komite-komite Partai Komunis juga akan memikul tanggung jawab atas ketahanan pangan, selain pemerintah lokal.
China akan membangun daerah industri ketahanan pangan nasional, sebuah rencana yang diuraikan dalam pertemuan penting kebijakan ekonomi pada bulan Desember lalu, sebut dokumen itu.
Daerah industri itu akan menghubungkan seluruh wilayah utama penghasil biji-bijian, kata para pejabat saat itu.
Dokumen itu juga menegaskan kembali prioritas baru dalam sektor benih, yang dinilai sebagai kunci ketahanan pangan, dengan mendesak implementasi proyek-proyek ilmiah besar yang lebih cepat dalam pemuliaan tanaman.
Dokumen kebijakan tersebut juga membahas serangkaian tindakan, termasuk pengalihan dan penyewaan tanah pedesaan, yang merupakan masalah inti dalam membantu penduduk pedesaan menjadi lebih sejahtera karena pendapatan mereka saat ini tertinggal dari penduduk perkotaan.
“Mengenai masalah tanah pedesaan, kami tidak bisa begitu saja menghitung keuntungan ekonomi,” kata Tang.
Dia menambahkan, penting bagi petani untuk memiliki rumah dan sebidang tanah karena mereka telah memainkan peran penting dalam menstabilkan pedesaan, terutama selama pandemi ketika 30 juta petani migran tidak dapat bepergian ke kota untuk mencari pekerjaan.
Tang menekankan perlunya China mempertahankan garis merah yang menjamin total lahan subur tidak kurang dari 1,8 miliar mu (120 juta hektar) dan memastikan bahwa lahan pertanian permanen ditanami biji-bijian, buah-buahan dan sayuran sehingga negara tersebut dapat mandiri.
China akan menggunakan teknologi, termasuk organisme hasil rekayasa genetika untuk meningkatkan hasil panen mengingat terbatasnya lahan pertanian dan sumber daya air.