Keseringan mengonsumsi singkong mentah akan meningkatkan risiko keracunan sianida yang dapat merusak fungsi tiroid dan saraf.
SariAgri - Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat akrab dengan kehidupan masyarakat tidak hanya di Indonesia tetapi juga negara lainnya. Selain digoreng atau direbus, singkong bisa dijadikan berbagai olahan makanan.
Agar aman, singkong harus diolah dengan baik sebelum dikonsumsi. Dengan mencuci bersih dan kemudian memanaskannya akan menghilangkan kandungan sianida yang terkandung pada singkong.
Dilansir healthline.com, mengonsumsi singkong apalagi mentah dapat dalam jumlah besar dapat berakibat buruk. Hal ini karena singkong mengandung bahan kimia glikosida sianogenik yang bisa melepaskan sianida ke dalam tubuh saat dikonsumsi.
Baca Juga: 10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia - Berita Pangan
Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi
Keseringan mengonsumsi singkong mentah akan meningkatkan risiko keracunan sianida yang dapat merusak fungsi tiroid dan saraf. Efek samping lainnya terjadi kelumpuhan dan kerusakan organ, bahkan kematian.
Food and Nutrition Bulletin menjelaskan protein dapat membersihkan tubuh dari sianida. Karena itu orang yang kekurangan gizi, khususnya protein berpotensi besar mengalami efek samping saat mengonsumsi singkong mentah.
Keracunan sianida dari singkong menjadi perhatian sejumlah negara berkembang. Salah satu alasannya karena banyak orang di negara berkembang kekurangan protein yang hidupnya bergantung pada singkong sebagai sumber utama kalori.
Di beberapa wilayah di dunia, singkong terbukti mampu menyerap bahan kimia berbahaya dari tanah, seperti arsen dan kadmium. Hal ini dapat meningkatkan risiko kanker pada mereka yang bergantung pada singkong sebagai makanan pokok.