Sariagri - Departemen Pertanian Thailand berencana memberikan pelatihan khusus kepada petani durian dan manggis tentang penggunaan insektisida yang aman dan pencegahan kontaminasi virus COVID-19 pada produk yang akan diekspor ke Cina.
Wakil Direktur Jenderal Departemen Pertanian Thailand, Patchaphon Meunjaeng, menyampaikan bahwa tahun lalu Pemerintah Cina untuk sementara melarang impor lengkeng dari Chanthaburi setelah menemukan jejak insektisida yang tidak disetujui oleh Beijing.
“Kementerian Pertanian dan Koperasi telah berkoordinasi dengan petani dan pabrik pengolahan buah untuk melacak kembali sumber insektisida dan berhasil memperbaiki masalah itu, mendorong Cina untuk akhirnya mencabut larangan tersebut,” jelasnya, seperti dikutip dari Nation Thailand.
Baca Juga: Di Masa Pandemi, Durian Ternyata Jadi Buah Idaman Warga Cina
Tahun Ini, Penang Terancam Kekurangan Pasokan Durian
Lebih lanjut, Patchaphon menerangkan bahwa untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi saat musim panen durian dan manggis yang semakin dekat, Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand menugaskan Departemen Pertanian untuk memberikan pelatihan penggunaan insektisida yang disetujui pasar luar negeri serta pencegahan kontaminasi Covid-19 pada tanaman buah yang diekspor.
“Petani yang mengikuti pelatihan juga akan mempelajari peraturan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tentang prosedur keamanan dalam pembuatan dan pengemasan buah selama pandemi Covid-19,” tambahnya.
Pelatihan akan diberikan di Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian Chanthaburi mulai 28 Januari. Para petani buah-buahan di provinsi timur Rayong, Chanthaburi, dan Trat dipersilakan untuk hadir.
Sebanyak lebih dari 700.000 rai perkebunan di tiga provinsi didedikasikan untuk tiga komoditas buah bernilai ekonomi yaitu durian, manggis, dan lengkeng.
Departemen Pertanian memperkirakan bahwa output tiga buah tersebut tahun ini mencapai 1,3 juta ton dan menghasilkan lebih dari 100 miliar baht (sekitar Rp43 triliun) pendapatan dari ekspor.
Video Terkait